Senin, 24 Oktober 2011

Proses pembuatan ayaman bambu

    Pengolahan bambu untuk anyaman adalah dengan menebang pohon bambu, kemudian diraut dan dihaluskan baik kulit maupun isi, lalu dikerigkan dan kemudian dianyam. Bambu yang sudah diolah dapat dipergunakan untuk membuat apa yang diinginkan perajin, seperti pembuat raga dan peralatan menangkap ikan seperti bubu, belat, sangkar / sangkar ayam, sangkar burung, penampi beras dan sebagainya.
      Disamping itu, cara pembuatan anyama bambu yang lain, yang merupakan inovasi produksi perajin adalah
· Bambu yang dipergunakan adalah bambu dewasa berukuran besar dan sama panjang ruasnya.
· Dilakukan pembekahan atau dibelah dan diserut hingga tipis lalu dijemur hingga kering
· Bambu yag tipis dibetuk dengan meganyam dan diikat dengan rotan yang sudah diraut halus
· Pekerjaan akhir adalah memberi zat pengkilat dengan meggunakan vernis atau pelitur
       Di beberapa kabupaten diindonesia seperti di kabupaten brebes, anyaman bambu ini sudah dikembagkan sebagai suatu usaha rumahan (home industri) kerajinan membuat barang-barang yang bersifat aksesoris dan perabotan rumah tangga yang dekoratif berkualitas. Produknya antara lain rinjing, tempat buah, tempat tisu, kap lampu, dingkul, gebog, boboko, dan sebgainya.
    Di desa Bentarsari kecamatan Salem - Brebes cara mengolah bambu untuk pembuatan tudung saji mempunyai cara tersediri yaitu :
· Batang bambu yang diperluka adalah yang masih muda, berdiameter besar dan beruas panjag.
· Pohon di tebang dan di kerat-kerat sesuai ukura ruasya.
· Bagian luar da daging bambu dibuang sehingga tinggal dibagian dalam yag telah tipis.
· Bagian yang tipis ini di panaskan di perapian sehingga sebagian dalam bambu yang lain licin menjadi paring dan terkelupas dengan sendirinya.
· Kemudian bambu dibelah sehingga menjadi lembaran yag tipis.
· Lembaran yang tipis/paring itu dicuci dan dijemur degan panas matahari sampai kerig agar menghasilka bentuk melengkung.
·  Setelah kering, paring tersebut dikerat-kerat sesuai dengan ukura tudung sajai yang diinginka.
· Paring disususun bertinding atau berlapis dan dijahit satu sama lainnya dengan menggunakan kolindang benang hingga terbentuk bulatan cekung.
· Pada bagian dalam dilapis dengan daun sangai mengikuti bentuk dari susunan pahing yag sudah diikat dan di jahit.
· Pada ujung sekeliling lingkaran diberi bingkai dari rotan yang sudah dikupas kulitanya, da terbentuklah sebuah tudung saji.
· Proses seterusnya adalah membuat lukisan dasar ornamet denga menggunkan alat tulis kalam atau saga, yaitu alat tulis yang terbuat dari lidi pohon enau. Sedangkan bahan tinta adalah campuran dari getah jeruk dengan jelaga atau arag lampu teplok/pelita.
· Selesai diwarnai, mka jadilah tudung saji yang diinginkan.
     Dalam perkembanganya, Kerajinan tudung saji ini sudah dijadikan barang cenderamata dengan ukururan bervariasi, antara lain sebagai hiasan dinding dan lain sebagainya, dan banyak diminati oleh pembeli baik dari dalam maupu luar negeri.

Minggu, 23 Oktober 2011

Musik Bambu "Go Internasional"

Dirjen Pemasaran Pariwisata Kemenbudpar Sapta Nirwandar dengan topeng dari bambu [SP/Hendro Situmorang] Dirjen Pemasaran Pariwisata Kemenbudpar

   [JAKARTA] Republic Entertainment dan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar) kembali menggelar Bambu Nusantara World Music Festival. Festival yang tahun ini untuk kali kelima itu akan menampilkan kelompok muda berbakat di bidang musik bambu, sebagai generasi penerus kalangan senior yang sudah masuk ke ranah internasional.
      Selama dua hari pada 1-2 Oktober 2011 di Sasana Budaya Ganesha Bandung, Jawa Barat, pagelaran musik bambu akan menampilkan seniman dan musisi musik bambu kontemporer handal dan kreatif dari Indonesia dan mancanegara.
     Mereka adalah Sawung Jabo, Dwiki Dharmawan, Balawan & Gamelan Maestro Project, Wallaki (Australia, Chili, dan Indonesia), Rafli Wa Saja, Samba Sunda, serta Europe in De Tropen. Lalu ada 15 kelompok  indigenous di antaranya Melodi Manis, Sora Awi & Anggrek (Japan), Angklung SMAN 2, SMAN 8, SMAN 44, SMPN 2,  Komunitas Hong, serta wakil Provinsi Jateng, Jambi, Jatim, Kalteng, dan Banten.
       Dirjen Pemasaran Pariwisata Kemenbudpar Sapta Nirwandar mengatakan, pagelaran Bambu Nusantara World Musik Festival kelima ini akan menjadi titik awal dari regerasi pengisi acara, karena  lebih banyak diisi oleh kelompok muda bertalenta di bidang musik bambu.  
     "Target pengunjung pegelaran adalah kaum muda. Untuk ini kita akan banyak menampilkan kelompok musik bambu kaum muda. Event ini digelar sebagai media untuk mempromosikan kekayaan seni budaya Indonesia ke dunia internasional," kata Sapta Nirwandar dalam jumpa penyelenggaraan festival di Gedung Sapta Pesona Jakarta, Selasa (27/9).
      Perhelatan Bambu Nusantara World Music Festival juga dimeriahkan dengan kegiatan workshop tentang Biola Bambu Abah Dasep, wayang bambu, angklung TRA-digi, hasil desain produk Itenas, karya seni bambu dari Fakultas Seni Rupa & Desain Institut Teknologi Bandung, serta pameran, seminar, kuliner, merchandise, live streaming, dan eco fashion dengan menampilkan karya seni bambu dari Bengkel Kostum STSI Bandung.
Dalam acara pembukaan akan ditampilkan musik karinding yang dimainkan secara massal. Musik tradisional masyarakat Bandung yang sudah langka ini kini  dihidupkan kembali di kalangan generasi muda Bandung. Musik bambu sebagai musik universal diarahkan untuk menjadi soft power dalam mempromosikan pariwisata Indonesia ke mancanegara dikemas dalam pertunjukan indoor dengan 3 panggung yang berbeda. Pagelaran musik akan menggunakan panggung  utama dengan dikenakan tiket, sedangkan dua panggung lainnya tetap gratis. Perubahan penataan panggung ini sebagai langkah awal untuk menjaring segmen baru penonton yang memang berminat menikmati musik bambu kelas dunia.
     ”Alat musik bambu di tangan para pemusik berbakat mudah dimainkan dan enak untuk berkolaborasi dengan musik kontemporer seperti jazz, rap, rock, maupun disc jokey (DJ), sehingga digemari oleh semua lapisan masyarakat terutama generasi muda,” tutup dia. [H-15]