Sabtu, 21 Mei 2011

Mantan pengusaha Libya Muammar Khadafi

      Mantan penguasa Libya, Muammar Khadafi, menepati janjinya mati di negeri sendiri. Ia tewas akibat luka tembak di kepala, setelah tertangkap tentara Dewan Transisi Nasional (NTC) di sebuah gorong-gorong, sekitar dua mil dari kota kelahirannya, Sirte.
"Jangan tembak, jangan tembak," kata Khadafi kepada sejumlah tentara NTC yang menyeretnya dari gorong-gorong, seperti dilansir dari Telegraph.
Saat tertangkap, Khadafi sudah bersimbah darah. Terluka saat menghindari serangan tentara NATO dan NTC, beberapa menit sebelumnya.

"Ketika kami menangkapnya dan mengelilinginya, dia seperti orang idiot. Dia berkata, 'Apa yang terjadi, apa yang sudah saya lakukan?' Tak ada yang mempercayai ucapannya," kata Mohammad Elhweje, tentara 20 tahun yang turut menangkap Khadafi bersama sembilan tentara lainnya.
Beberapa rekaman foto dan video yang beredar memperlihatkan Khadafi diarak di jalan setelah diseret dari gorong-gorong. Dengan kepala bersimbah darah dengan busana nyaris tanggal seluruhnya, Khadafi menjadi bulan-bulanan sejumlah tentara yang tampak puas dengan kemenangannya. Ada yang menodongkan pistol. Ada yang menjambak rambutnya. Beberapa kali Khadafi terjatuh sambil mengusap wajahnya yang bersimbah darah.
Berdasar rekaman video amatir, kantor berita Sky News menangkap perkataan Khadafi kepada para tentara yang mulai menyiksanya. "Apa yang kalian lakukan tidak diperbolehkan oleh hukum Islam. Yang kalian lakukan dilarang di Islam. Apakah kalian bisa membedakan mana yang benar dan salah?"
Tak jelas bagaimana akhirnya Khadafi menghembuskan napas terakhir. Ada yang menyebut ditembak di bagian perut dengan pistol 9mm. Ada yang menyebut Khadafi ditembak di bagian kepala dan jantung. Ada pula yang menyebut tertembak dalam sebuah serangan saat arak-arakan berlangsung.
Pelaksana Perdana Menteri Libya, Mahmoud Jibril, mengatakan bahwa Khadafi terkena tembakan di kepala saat terjadi baku tembak antara tentara NTC dan loyalis Khadafi.
"Khadafi ditemukan di sebuah gorong-gorong. Dia tak menunjukkan perlawanan. Ketika itu, dia sudah mengalami luka di bagian lengan kanan dan kami membawanya dengan truk. Di perjalanan itulah terjadi baku tembak antara tentara kami dengan pasukan loyalis Khadafi," ujarnya.