Jumat, 02 Desember 2011

Potensi Bambu Sebagai Tulang Beton

       Beton didefinisikan sebagai campuran antara semen portland atau semen hidraulik yang lain, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan membentuk massa padat. beton memiliki beberapa kelebihan yaitu tegangan desak yang tinggi, menggunakan bahan-bahan lokal kecuali semen portland, serta ketahanannya yang baik terhadap cuaca dan lingkungan sekitar. Akan tetapi beton memiliki suatu kelemahan yaitu mempunyai kekuatan tarik yang rendah. Oleh karena itu, penggunaan beton selalu dipadukan dengan bahan yang mempunyai kuat tarik yang tinggi, misal baja.
         Penggunaan baja sebagai tulangan beton ternyata masih menimbulkan beberapa kendala, misalnya harga yang cukup mahal, ketersediaan bahan dasar pembuatan baja (bijih besi) juga semakin terbatas dan tidak mungkin diupayakan peningkatan produksinya karena termasuk sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Para ahli struktur telah meneliti kemungkinan penggunaan bahan lain yaitu dengan memanfaatkan bambu sebagai tulangan beton.
     Indonesia memiliki potensi yang besar untuk pengembangan bambu mengingat di Indonesia ada 160 jenis bambu, 122 jenis diantaranya asli Indonesia, 88 diantaranya endemik Indonesia dan 65 diantaranya adalah jenis bambu potensial yang dapat dipergunakan untuk kebutuhan manusia.
        Sebelum bambu dipakai sebagai tulangan perlu dilakukan perawatan agar bambu dapat awet. Ada dua jenis pengawetan yaitu non-kimia (tradisional dan kimia. Cara tradisional seperti: curing, pengasapan, pelaburan, perendaman dalam air dan perebusan. Metode pengawetan secara kimia biasanya menggunakan bahan pengawet. Termasuk metode kimia adalah: metode Butt treatment, metode tangki terbuka, metode Boucherie dan fumigasi (dengan senyawa metil bromida).
       Bambu yang sudah melalui pengawetan yang memadai bisa tahan hingga umur bangunan. Dalam gambar 4 dibawah ini dapat dilihat bahwa tulangan bambu masih bertahan setelah 15 tahun dibandingkan dengan tulangan baja yang juga sudah mulai terkorosi. Untuk mencapai kekuatan optimum, perbandingan luas tulangan bambu dengan luas potongan melintang antara 3-4%.